Jumat, 31 Mei 2013

Nyanyian Rindu



Kemarin ku lihat awan membentuk wajahmu, desau angin meniupkan namamu. Tubuhku terpaku semalam. Bulan sabit melengkungkan senyummu, tabur bintang serupa kilau auramu. Akupun sadari ku segera berlari.
Cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi. Firasatku ingin kau cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi..
Airnya bagai sungai yang  mendamba samudra. Ku tahu pasti ke mana ku kan bermuara. Semoga ada waktu sayangku. Ku percaya alampun berbahasa, ada makna dibalik semua pertanda . firasat ini rasa rindu kah atau kah tanda bahaya? Aku tak peduli, ku terus berlari..
Cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi. Firasatku ingin kau cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi..
Dan lihatlah sayang, hujan turun membasahi. Seolah ku berair mata…
Cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi. Firasatku ingin kau cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi..
Marcell - Firasat
~~~

Kamu tahu kepada siapa aku merindu?
Kamu tahu untuk siapa aku bernyanyi?
Kamu tahu? Apa kamu tahu?

Kita memang tidak bersama saat ini, aku tidak bisa melihatmu, menyentuhmu dengan jemariku atau sekedar mendengar suaramu lewat telingaku. Tapi aku selalu bisa merasakan kehadiranmu. Karna dengan hati, semua akan terasa lebih dekat.



Kenangan




Malam itu hujan turun. Tidak terlalu deras tapi cukup membuat tubuh mungilnya kedinginan. Dia berusaha memejamkan matanya. Mencoba untuk meredam semua rasa rindu yang mencekam. Cuaca yang seperti ini, biasanya sangat mudah untuk membuatnya terlelap, tapi kali ini tidak. Cuaca yang dingin itu malah mengantarkan pikirannya ke masa lalu yang telah terbingkai menjadi kenangan. 

Kenangan, “bawa aku kembali bersamamu” bisiknya lirih. Dia menghela nafas, membayangkan kejadian-kejadian indah yang pernah terlewati. Terlalu manis, dan  semua masih melekat dalam ingatan.

Malam itu, dia memutar kembali semua ingatan. Mendengarkan lagu-lagu kesukaannya, berharap semuanya bisa hadir kembali, agar tetap bisa dia rasakan. Namun, cerita indah tidak akan pernah sama.

Setiap malam, sama seperti malam ini. Rintik hujan selalu membawanya kepada kerinduan. Kerinduan akan masa lalu, akan masa kecil yang penuh dengan tawa dan bahagia. Sayang, waktu tak mungkin berjalan mundur!

Jumat, 17 Mei 2013

Teman.



Teman itu kepentingan. 

*serangan jantung ringan*
“ Jadi upi apa yang menjadi kepentinganmu sekarang? “
“ Antar saya pulang! “

Hey, kamu dengar apa yang dia ucapkan?
Sempat kaget dan mengalami serangan jantung ringan, hehe ..

Yah. Persepsi setiap individu dengan apa yang mereka sebut teman itu berbeda-beda. Tapi apa salah jika aku merasa terluka ketika mendengar seorang teman berkata seperti itu? apa pertemanan sesederhana bentuk kepentingan?
Tentu saja tidak. Tapi kata kakak yang penuh dengan gelang “ kepentingan pribadi itu pasti ada dek, kita tidak akan pernah bisa mengelak. Tetapi jangan karena kepentingan yang kita jadikan landasan kenapa kita berteman dengan seseorang. Atau begini saja, jika melakukan sesuatu untuk orang lain kita harus ikhlas, biar tidak sakit :) . “

*koma*


Pertemanan sejati itu tidak disandarkan pada kesepakatan terhadap persamaan-persamaan tapi bagaimana kita bisa untuk menerima perbedaan-perbedaan yang ada. Kata Fahd Djibran dalam bukunya “ sebab seseorang yang memuji-muji dirimu sambil menjelek-jelekkan musuhmu adalah seseorang yang sama di waktu lain berkemungkinan menjelek-jelekkan dirimu dan memuji-muji musuhmu. “
Teman itu bukan mereka yang sempurna, yang mempunyai cerminan diri kita sendiri. Tetapi mereka yang berlawanan dengan kita, melukai kita, mengecewakan kita tapi mampu untuk menerima diri kita apa adanya, mengerti kita yang tidak selalunya dengan kebenaran atau kebaikan tetapi juga dari salah dan dosa.
Teman tidak melulu tentang baik-baik saja, tetapi bagaimana kita bisa melaluinya bersama dengan keteguhan hati dan berjuang bersama-sama agar semua tetap baik-baik saja. “ Bukan untuk saling mengikat ataupun membatasi, tapi untuk saling melepaskan dan membebaskan! “

apakah kita selamanya?



Ada yang datang dan ada yang pergi..
Kita tidak pernah tahu siapa yang akan datang dan siapa yang akan pergi?
Kita cukup menikmati apa yang disajikan Tuhan untuk kita.
Dalam sebuah pertemanan, adakalanya kita dekat dengan siapa, lalu dengan siapa dan akhirnya sama siapa. Sebelum bertemu dengan orang yang tepat kita disuguhkan dengan orang yang mungkin akan hanya bertahan untuk sementara. Kita tidak pernah tahu kapan semua itu berakhir, lalu berawal lagi dan kemudian berakhir lagi dan begitu seterusnya. Atau mungkin semua berawal untuk berakhir? Ataukah awal memang tercipta untuk akhir? Ataukah mana yang lebih dulu? Awal atau akhir? “ Setiap akhir akan digantikan dengan awal, ataukah setiap awal pasti akan berakhir..“ ntahlah, setiap orang pasti punya persepsi yang berbeda-beda.
Di dunia ini, akan ada banyak orang yang kita temui. Orang yang berbeda-beda, dari yang baik, tidak baik atau yang hanya berpura-pura baik. Tergantung bagaimana kita melihat dan menilainya dari kacamata kita sendiri. Apa yang aku bilang baik, belum tentu baik. Tetapi Tuhan pasti tahu siapa yang baik, maka memohonlah kepada Tuhan agar dia memberikan yang baik untukmu.
Mungkin, tidak semua orang suka dengan kita. Ada yang membenci kita, ada yang menyayangi kita, ada yang hanya memakai topeng. Ada yang tinggal dan ada yang pergi. Seiring dengan berjalannya waktu kita akan tahu dengan siapa kita akan berjalan..

Peliharalah aku dlm shalatku :)



Shalat adalah amalan yang paling utama.
Rasulullah SAW bersabda : “ Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba pada hari kiamat ialah shalat, maka apabila shalatnya baik ( lengkap ), maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatnya itu rusak ( kurang lengkap ) maka rusaklah segala amalan yang lain. “ ( HR. Ath-Thabrani) .
Aku tahu, aku percaya bahwa semua mahkluk yang memeluk agama Islam pasti tahu kewajiban yang satu ini, shalat. Tapi tidak semua yang melaksanakannya. Tidak perlu mengambil contoh jauh-jauh. Lihat saja diri kita! Apa kita baik? Apa kita sudah menjadi salah satu diantara ribuan mahkluk yang melaksanakan perintah Allah? Atau kita salah satu orang yang mengabaikan kewajiban utama kita? Hanya diri kita dan sang Pencipta yang tahu.
Kita tidak perlu repot melihat, mencibir atau mengoreksi orang lain. Lihat diri kita! Apa kita baik? Apa kita sempurna? Jangan sampai kita ini hanya segelintir manusia yang sok tahu, yang tahu tapi tidak tahu, sok baik padahal tidak lebih baik dari apa yang kita cela.  
Kadang-kadang kita lupa. Kita terlalu menikmati apa yang tersaji di dunia. Kesibukan kita, kesenangan dan hanya menginginkan sesuatu yang enak dan siap saji. Kita menuntut terlalu banyak dan bekerja terlalu sedikit. Kita menjadi sangat sibuk dengan kepentingan duniawi, sehingga kita lupa ada kehidupan lain. Kewajian kita terabaikan. Kita menjadi lupa.
Tuhan, akulah dia. terkadang lupa, atau mungkin menjadi sibuk.. Mungkin tidak lebih baik dari yang lain, tapi aku mau berusaha untuk lebih baik tapi Tuhan godaan terlalu banyak, maka jagalah aku. Peliharalah aku dalam shalatku :)