Minggu, 12 Januari 2014

Restart



Tidak terasa sudah memasuki minggu ke 3 di januari tahun ini. Aku ingat sekali waktu itu, januari 2013 adalah waktu-waktu terberat yang ku lewati, berhadapan langsung dengan perasaan sendiri, perasaan orang lain, perasaan orang lain ke orang lainnya lagi. Rumit. Cerita cinta yang paling rumit yang pernah ku rasakan.
Alhamdulillah, semua sudah berlalu dan aku merasa sangat lega bisa melewati semuanya, meski pernah jatuh, terpuruk, bangkit, jatuh kembali, galau lagi, berusaha bangkit lagi meski kemudian harus jatuh kembali. Tertatih-tatih.
Lupa bagaimana mengawali hari tahun lalu, sehingga rasanya lebih banyak duka yang aku kenang daripada bahagia yang aku rasakan. Sedalam-dalamnya sakit karna perasaan, tidak ada sakit yang melebihi karna kehilangan. Kau tahu rasanya kehilangan? Aku yakin, kamu tidak akan pernah benar-benar tahu jika belum merasakannya sendiri. Kalo kehilangan cinta dari orang lain, mungkin kita masih bisa menemukan cinta yang lain, tapi kehilangan orang yang kita cintai adalah sebenar-benarnya kehilangan. Pertengahan tahun 2013 aku kehilangan lelaki bijaksana dalam keluarga besarku, kakekku berpulang.
Perpaduan sakit satu dengan sakit lainnya memang bukan hal yang menyenangkan, namun dibalik air mata, selalu ada bahagia yang Allah sisipkan di sana. Kehilangan tidak serta merta menuntut kita untuk terus menerus terpuruk. Aku harus bangkit!
Lalu aku mulai menata kembali kekosongan hati. Berusaha untuk melupakan orang yang pernah menjadi satu-satunya hati yang menetap di hatiku. Ia telah bahagia dengan orang lain, yang tidak lain adalah temanku sendiri. Di satu sisi ada perasaan yang memberontak “ kenapa harus dia? “ namun di sisi lain, ada perasaan syukur karna dia memilih orang itu, aku cukup mengenalnya dengan baik, maka ku ikhlaskan hati yang meronta ini, untuk ku relakan orang yang ku cinta bersama temanku. Itu sudah menjadi bagian dari sesal “ kenapa dulu aku tidak menjaga hatinya lebih baik lagi? “
Sekali lagi, sudahlah. Biarlah itu menjadi bagian dari pelajaran berharga untukku. Berdasar pada pelajaran itu pula, aku selalu berpesan  kepada teman yang sedang menjalani hubungan dengan orang yang dikasihinya, terlebih jika sudah lama, lalu datang jenuh menghampiri maka janganlah sekali-kali kau mencari sesuatu yang bisa membuat kamu fresh kembali melalui orang lain, janganlah serta merta karna alasan jenuh itu, kamu mencari pelarian yang kemudian mengurung kamu dalam kenyamanan semu yang sifatnya hanya sementara. Kejenuhan dalam sebuah hubungan adalah sesuatu yang wajar dan itu biasa terjadi,namun kembali pada kita, bagaimana mengatasi jenuh itu sendiri.
Kita mungkin bahagia untuk sementara, karna mendapatkan sesuatu yang baru. Dan kita akan sama-sama bahagia sementara ketika yang kita temui adalah orang yang sama jenuhnya dengan hubungan bersama kekasihnya. Di akhir cerita kita hanya akan sama-sama menyesal karna telah menyia-nyiakan sebenar-benarnya cinta kita. Lantaran sakit hati, maka orang terkasih kita tidak memberi lagi kesempatan untuk memperbaiki, namun dengan bijaknya ia berlapang dada untuk memaafkan meski ternyata sulit atau bahkan tidak bisa melupakan. Aku terima itu sebagai kado terakhir yang kau berikan, sebuah maaf yang bagiku belum sepenuhnya maaf karna rupanya sakit masih tertancap di dinding hatimu. Aku paham, bahwa sakit hati memang bukan perkara mudah melupakan, namun percayalah bahwa waktu akan menyembuhkan segalanya.
Waktu dan orang baru. Keduanya bisa menyembuhkan luka. Separah apapun, luka juga ada sembuhnya. Segala sesuatu itu pasti indah pada waktunya, Kalo belum indah, berarti belum waktunya. Semua akan berakhir dengan kebahagiaan, kalo belum bahagia berarti belum berakhir. Dan ketahuilah bahwa akhir itu adalah sebuah awal yang baru.
Semua orang pernah patah hati. All you have to do is move on. Restart – Nina Ardianti.

Menulis fiksi


 
Menulis itu sebuah keterampilan. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tulisan kita, selain dengan menulis, menulis dan terus menulis.
Hal-hal yang harus kita lakukan dalam menulis, yaitu :
1.      Menentukan ide.
Untuk menuliskan sesuatu kita butuh sebuah ide “ apa yang ingin kita tulis? “ pilih salah satunya “ write what you know “ or “ write what you want to know “ .
Ada banyak cara untuk menemukan sebuah ide. Salah satunya adalah membaca.
Inspirasi itu tidak pernah habis, hanya terkadang kita tidak cukup peka untuk menyadari keberadaannya.
2.      Menentukan tokoh
Buatlah tokoh yang hidup di dalam cerita kamu.
Ada 3 jenis tokoh dalam cerita, diantaranya yaitu pratagonis, anatgonis dan pendukung. Buatlah karakter yang bermotif.
3.      Plot
Merupakan rangkaian adegan terpilih yang memiliki sebab akibat.
Buatlah benturan atau hal-hal yang tidak biasa dialami oleh tokoh dalam cerita.
Adapun tips untuk belajar membuat plot dengan membaca buku favorit atau buku apa saja, kemudian bongkar plotnya, tulis ulang adegan pertama, ke dua, ke tiga dan seterusnya. Dengan berlatih seperti itu, kita akan dengan mudah membuat plot.
4.      Dialog
Fungsinya memberikan informasi yang belum ada dalam narasi sebelumnya.
Tips : jangan mengulang informasi yang sudah ada. Contoh : “ ia sedang duduk termenung di dalam kamarnya, tiba-tiba ada suara ketukan dari pintu, ibunya hendak masuk ke kamarnya. “ dialog : “ tok..tok.. nak buka pintunya, ibu mau masuk.” Kalimat yang diserukan oleh ibunya adalah contoh dialog yang mengulang informasi, seharusnya dialognya tidak berulang lagi karna sebelumnya di atas sudah ada penjelasan bahwa ada suara ketukan, ibunya hendak masuk ke kamar.
5.      Narasi
Merupakan kisah sebuah cerita yang memiliki kaitan dengan sudut pandang cerita.
Di dalam cerita yang baik terdapat konflik-konflik yang dapat membuat emosi pembaca naik turun. Adapun macam-macam konflik yaitu :
a)      Konflik orang ke orang
b)      Konflik batin
c)      Konflik orang ke lingkungan
Sudut pandang dalam cerita yang biasa digunakan, diantaranya :
·         Sudut pandang orang pertama ( aku, saya, kami, kita )
·       Sudut pandang orang ke dua ( melibatkan seorang pembaca yang terasa menceritakan seperti kita )
·         Sudut pandang orang ke tiga ( dengan menggunakan nama )
Kelebihan menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu kita bisa memasuki pikiran seseorang karna di dalam cerita kita bisa berperan sebagai seorang pembaca. Sedangkan kelemahannya kita tidak bisa begitu dalam memasuki tokoh orang lain.
Kelebihan sudut pandang ke tiga yaitu bisa menyelami setiap karakter tokoh, akan tetapi tetap harus menjaga porsi yang seimbang.
Adapun sudut pandang orang ke dua jarang digunakan karna lumayan susah, tidak seperti sudut pandang orang pertama ataupun ke tiga.
6.      Setting
Merupakan latar belakang cerita.
Gunakan setting yang sesuai dengan genre dan karakter dalam cerita yang mampu membuat pembaca membayangkan dan merasakan  tokoh cerita sedang berada di mana. Cerita yang mampu mempertajam imajinasi pembaca dengan setting yang dimiliki bisa dikatakan berhasil melukis setting yang baik dalam sebuah cerita.
Menulis bukanlah hal yang mudah. Menulis itu sangat susah apalagi jika kita tidak memiliki komitmen dan disiplin dalam melakukannya.
Berdasarkan hasil survey teman-teman yang senang menulis, berikut beberapa kendala yang biasa dialami dalam menggerakkan sebuah pena :
1.      Buntu
Buntu terbagi atas 2 macam : buntu karna bahan dan buntu karna kepala kosong.
Buntu karna bahan cerita tidak ada, maka rasakanlah dan cari inspirasimu sendiri. Atau ciptakan beberapa kata yang dapat membentuk suatu cerita. Biasanya kata-kata bisa membentuk satu cerita, atau bisa juga cerita yang membentuk kata-kata. Misalnya ada 3 kata seperti TV, lemari dan remote. Gunakan 3 kata ini untuk membentuk cerita kamu.
Jika buntu akibat kepala kosong, maka isilah kekosongan kepala kamu dengan  membaca, membaca dan terus membaca. Namun jika yang kamu alami adalah buntu sikologis, kemungkinan mental kamu belum siap untuk menulis, maka jangan menulis dulu, cari sesuatu yang dapat membuat kamu fresh, lalu kembali ke laptop.
2.      Susah memulai
Kadang kita lagi semangat-semangatnya mau menulis. Ketika berhadapan dengan layar laptop, tiba-tiba semua buyar, kita jadi bingung mulai darimana. Kata seorang teman, jika kamu bingung mulai darimana, maka mulailah dari apa yang kamu rasakan. Cerita itu akan terbentuk dengan sendirinya.
3.      Mood
Sebenarnya dalam menulis itu tidak ada yang dikatakan mood atau tidak mood. Yang ada hanya kemalasan berpikir. Tidak disiplin, tidak konsisten, tidak berpegang teguh pada komitmen menulis.
Maka buatlah mood kamu selalu ingin menulis. Kaji kembali apa-apa saja yang membuat kamu senang menulis, kenapa kamu menulis? Untuk apa kamu menulis? Dan lain-lain.
Kemudian pasang target (deadline), biasanya seseorang akan mampu menyelesaikan sesuatu ketika diambang deadline. 
4.      Diksi ( pemilihan kata )
Seorang penulis muda pernah berkata bahwa sahabat yang paling dekat dengan penulis adalah kamus.
Banyak membaca juga bisa meningkatkan kosa kata yang kita miliki. Maka membacalah, baca apa saja.
5.      Tidak punya waktu luang
Banyak yang mengeluh sulit menemukan waktu yang tepat atau waktu luang dalam menulis lantaran kesibukan yang dijalaninya. Menulis itu bisa kapan saja. Pilihlah waktu yang membuat kamu nyaman dan senang ketika menulis. Ada beberapa penulis yang senang menulis ketika bangun pagi, ada juga pada waktu istirahat setelah makan siang, atau menjelang senja. Menulis di waktu tengah malam juga biasanya memberi inspirasi yang lebih dalam dari waktu-waktu lain. Feelnya lebih dapat. Tetapi kembali ke penulisnya masing-masing, senang dan bisanya kapan.

Ada 1 quote yang berbunyi “ You don’t find time to write, you make time. “ – Nora Roberts.

Nah, sekian yang ‘sedikit‘ bisa saya bagi tentang menulis. Semoga bermanfaat. Selamat membaca, selamat menulis! :’)

Sabtu, 11 Januari 2014

Tenggelamnya Kecewa Anak Muda



Senang malam ini diajak nonton. Cuma senangnya sampai di situ saja. Harusnya malam minggu ini menyenangkan untuk kita semua tetapi nyatanya saya tidak semenyenangkan itu.
Di awal pemutaran film Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk, saya memutuskan untuk pulang.
“ pulang duluan ya, tidak enak sama nenek di rumah, sendirian. Tidak tenang di sini, saya harus pulang. “
Kedua temanku ini hanya diam. Kemudian beranjak dari kursi dan menuruni setiap anak tangga.
“ kalian kenapa sih? Sudah ku bilang, saya bisa pulang sendiri. Naik taxi, dekat kok.”
“ kamu yang kenapa? bisa-bisanya kita biarkan cewek pulang sendirian. Pergi bersama, pulang juga harus bersama.“
“ tapi.. saya kan bisa pulang sendiri. Saya minta maaf. “
Setelah percakapan panas dan dingin itu, yang terdengar hanya derap langkah kami masing-masing. Tadinya saya yang minta pulang duluan, tetapi langkah ke dua temanku ini lebih terburu-buru dan tak saling menunggu. Kita seperti sedang mengejar kereta api yang sebentar lagi akan berangkat.
Hummmm. Sejujurnya, sejujur-jujurnya saya sangat tidak enak hati, namun mengingat nenek sendiri di rumah adalah kekhawatiran dan ketidaktenangan hatiku bertubi-tubi. Aku sangat mencintai beliau, lebih dari apapun. Sangat dekat dengannya, lebih dekat bahkan dari siapapun.
Maaf mungkin tidak cukup untuk membenahi kecewa orang lain terhadapku, tapi saya tidak akan pernah memaafkan diri saya sendiri jika terjadi apa-apa pada nenek kesayanganku.
Mungkin di lain waktu saya bisa mengobati rasa tidak enak hati pada ke dua orang yang pengertian ini. semoga, aamiin.
Terimakasih untuk rasa haru akan kebesaran hati kalian untuk meninggalkan filmnya dan bersedia mengantarkanku pulang ke rumah.

“ assalamu’alaikum, nek. Ini saya upi. “
“ loh, katanya pulang tengah malam. “
“ filmnya saya tinggal, saya tidak bisa membiarkan nenek sendirian di rumah. “ #peluknenek
Pelukan sehangat dan setentram ini yang buat saya tidak pernah bisa jauh. Selalu ingin kembali pulang, untuk perempuan kebanggaan ibuku. Kecintaanku pula.

Jumat, 10 Januari 2014

Rumah, untukmu sayangku

Aku ingin menjadi rumah, bagimu.
Tempatmu melepas segala penat,
tempatmu beristirahat dari lelah seharian.

Aku ingin menjadi rumah, bagimu.
Tempatmu merasa nyaman ketika di luar sana
sangat mencekam.

Aku ingin menjadi rumah, bagimu.
Tempatmu kembali,
tempat yang akan selalu kau rindukan 
ketika engkau jauh.

Aku ingin menjadi rumah, bagimu.
Menjadi ruang yang memberimu ketenangan,
memberimu rasa cinta yang tak ada habisnya.