Mungkin,
cerita kali ini akan menjadi cerita yang paling menyedihkan sepanjang cerita
yang pernah ada. Ini bukan tentang kisah asmara, juga bukan cerita tentang
dunia perkuliahan atau sekedar coretan mahasiswi galau. Ini adalah true story
tentang hidup, tentang tawa yang berganti air mata dan tentang pahitnya
kehilangan.
Sebelumnya,
pernah ada cerita yang sempat aku posting judulnya “ senyum kakek “ . ceritanya
waktu bulan November tahun lalu, waktu pertama kali tahu bahwa kakek terserang
penyakit yang serius, dan langit kembali gelap.
Kakek.
Yang biasanya aku sapa dengan panggilan lato’. Sosok yang akan selalu aku
rindukan, sosok yang tentangnya akan abadi dalam kenangan. Tipekal orang
penyabar, diam dan sangat peduli terhadap sesama, terlebih kepada keluarganya.
Really miss you my grandfha. :’(
Dari
kecil, aku selalu di rumah kakek. Besar di sana. Makanya aku sangat dekat
dengan beliau, apalagi sama nenek. Tidak jarang aku memanggilnya dengan sebutan
mama. Kebiasaan. kakek yang dari aku kecil selalu merawat dan memberikan semua
yang terbaik kepada cucunya. Selalu membuat aku merasa special dibandingkan
yang lainnya, hmm terlepas dari predikat cucu pertama :D tapi actually, kakek
tidak pernah membeda-bedakan. Kasih sayang, kepeduliannya hingga sesuatu yang
berbau materipun beliau bagi sama rata. Itu sebabnya, beliau dikenal baik oleh
keluarga dan kerabat lainnya.
Sebenarnya,
story all about my grandfha mau diposting jauh sebelum hari ini. Tetapi
kesibukan yang ntah apa, semua jadi terhambat sampai akhirnya berita duka itu
datang :’(
Sebenarnya
lagi, aku hanya mau cerita bagian yang ini :
Minggu,
30 juni 2013. Hari itu aku ada kegiatan penggalangan dana buat reuni akbar
sekolahan. Paginya ke pantai losari buat jualan kue dan pakaian. Habis itu,
balik ke rumah, terus makan siang rame-rame sama teman-teman, dan diakhiri
dengan jalan ke mall, temani adek yang bela-belain ke mks buat nonton film
coboy junior, bareng teman-teman juga. Pagi hingga jelang magrib, rasanya
menyenangkan bisa kumpul dengan teman-teman sma + jadi kakak yang baik temani
adek nonton. Seharian tertawa bersama, meski disela-selanya ada air mata yang
menetes karna teringat sesuatu.
Seminggu
sebelum akhir bulan Juni, perasaanku tidak pernah tenang. Selalu gelisah,
selalu teringat kakek yang sedang sakit parah. Tapi dengan do’a, aku berusaha
menenangkan diri, mencoba mengubah pikiran negative yang terinspirasi dari
mimpi buruk, dan semua hal yang aku
takutkan.
Malam
senin itu telah menjadi moment di mana aku melihat wajah bapak yang berusaha tenang
tetapi malah terlihat sebaliknya, melihat eghy yang sama sekali tidak nafsu
makan untuk pertama kalinya, dan merasa bersalah dengan diri sendiri yang masih
bisa tertawa, makan enak, melakukan aktifitas seperti biasanya sedangkan kakek
terbaring lemah di sana.
Belakangan,
setiap harinya aku selalu merasa bersalah, merasa sangat berdosa ketika
mengingat kakek yang sedang sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa, aku masih
bisa makan, minum, masih bisa jalan, masih bisa melakukan hal-hal yang biasanya
aku lakukan. Dan hal yang paling menyakitkan adalah aku tidak di sana, di
tempat kakek berada, di tempat kakek menghembuskan nafas terakhirnya :(
Minggu
malam 30 juni tepat pukul 08.00 , kakek berpulang. Dan malam itu juga aku
meninggalkan kota Mks bersama bapak, adek dan tante. Menyisakan 1 final mata
kuliah yang sudah jelas tidak sempat aku ikuti. Perjalanan pulang yang paling
berat dilalui, sepanjang perjalanan hanya bisa menangis dalam diam. Sakitnya
berlipat ganda dari semua sakit yang pernah ada.
Cobaan
tidak hanya sampai di situ, setelah 2 jam perjalanan tiba-tiba ban mobil bapak
meletus, sementara ban gantinya juga kempes, dan kita lagi di tengah jalan yang
sangat sunyi, hanya ada beberapa rumah penduduk yang sudah terkunci karena mmg
malam sudah larut, dan parahnya lagi no signal. Complicated. Satu-satunya cara
adalah membangunkan warga sekitar yang sudah bapak lakukan tetapi sama sekali
tidak membuahkan hasil. Terpaksa kita nginap di pinggir jalan, tidur didalam
mobil. Menunggu hingga pagi menjelang.
Kedengarannya
sangat dramatis sekali, tapi itulah yang terjadi. Di tengah-tengah kesunyian
malam, di tengah tangis yang tak kunjung meredah, aku hanya bisa memohon kepada
Yang Maha Kuasa, hadirkan signal sebentar saja Ya Allah, hanya untuk mengabari
keluarga di bone agar tidak khawatir. Dan subhanallah ketika mengecek hp, sdh
ada signal. Segera aku kirimkan sms ttg keberadaan kami dan setelah itu signal
kembali menghilang.
Paginya,
kami melanjutkan perjalanan setelah ban mobil bapak diperbaiki. Dan tepat pukul
09.00 kami tiba di bone. Biasanya, selalu senang ketika berada di kota
kelahiran, tapi kali ini rasanya sangat berbeda, apalagi melihat ada bendera
putih di halaman rumah nenek. Langkah paling berat terasa ketika memasuki
rumah. Kali ini tangis benar-benar sudah tidak bisa disembunyikan, dan semua
meledak ketika aku memeluk tubuh nenek dengan erat. Sampai aku jatuh dan tidak
sadarkan diri.
“
Yang kuat nak, sabarki. Semua orang juga akan meninggal, kita semua juga sama.
Daripada lato’ menderita dengan sakitnya, biarkan lato’ pergi dengan tenang.
Sabarki nak, sabarki .“ kalimat yang sama dari orang yang berbeda-beda, mulai
dari bapak, mama, bunda, om, tante dan semua yang ada di rumah duka.
Setelah
sadar, aku sudah berada tepat di samping kakek. Aku memeluknya, mencium kening
dan pipinya untuk pertama dan terakhir kalinya. Selamat beristirahat lato’,
baik-baikki di sana. I love u so much. :* ({}) ku sayang
sekaaaaaaaaaaaaaaaliiiiiiiiiikiiii.
Sampai
sekarang, setelah 10 hari lato’ pergi, sangat ingin sekali melihatnya, sebentar
saja, sedetikpun juga tidak apa, dalam mimpi saja, tapi tidak pernah. Really
miss you my grandfha. I know grandfather was the calm in the heavens.
Kalian
tahu?
Kakekku
meninggal setelah 1 tahun menderita penyakit yang mematikan itu tapi hanya hari
terakhir, beliau mengeluh karna sakitnya. Wajahnya terlihat sangat tenang. Dan
orang-orang yang mengiringi kepergiannya sangat banyak, sangat ramai.
Subhanallah. kata orang : kalau mau lihat baik tidaknya seseorang, lihat pada saat dia meninggal. berapa banyak orang yang datang mengiringi kepergiannya di tempat peristirahatan terakhirnya. :)