Minggu, 23 Februari 2014

Kekesalan yang berakhir pada kata ~

ARGH!!
Aku mencengkram tanganku sendiri lalu memukul meja laptopku. Agak sakit tapi sedikit lebih baik. Malam ini aku terlalu kesal. Aku emosi. Aku sangat jengkel, dan apalagi teman-temannya? Kesal. Kesal. Kesal.
Belakangan perasaan tidak pernah enak. Bahkan ketemu dan nonton konser band idola senangnya hanya sampai disitu saja. Setelah pulang ke rumah, perasaan senang, perasaan haru bahagia semua hilang sendirinya. Tidak biasanya memang. Kali ini aku tidak bisa merasa terus-terusan di atas langit sementara di bawah sana ada yang menegur. huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Agak berat memang. 
Malam ini emosi jiwa datang kembali. Tidak tahu harus melampiaskan kepada siapa? Rasanya ingin teriak. Ingin memaki. Tapi hanya sampai di situ saja, tidak keluar juga. Mau memaki kepada siapa?
Saking kesalnya, rasanya ingin nangis. Ya ku pikir air mata adalah senjata terakhir seorang perempuan.Tetapi rasanya hujan dari mata ini juga tertahan.. 
Syalalalalalalalalallallalallalalala.. aku memilih mendengarkan vocalis tampan Sheila On 7 bernyanyi. Menambahkan volumenya hingga terdengar sangat jelas di telingaku. tapi ternyata tidak cukup. Lalu aku mencoba menumpahkannya dengan kata. Maka jadilah cerita yang sedikitnya tidak ada bagusnya sama sekali. Tapi biar saja. Ini bukan masalah bagus atau tidak. Setidaknya aku bisa lega. Sedikit lega.
Aku tidak tau apa aku terlalu keras kepala atau bagaimana? Yang aku tahu kepalaku memang keras, soalnya kalo masih lembek itu kepala bayi. hahaha *mencoba melucu kemudian sadar aku tidak punya bakat di situ*
Okelah, katakan saja aku ini keras kepala. Anak keras kepala yang sebenarnya tidak terlalu suka dilarang-larang. Tapi bukan berarti tidak mau dilarang. Kenapa rasanya tidak ada satupun kegiatanku yang mendapat dukungan? atau hanya perasaanku saja?
Aku ini juga sudah bukan umur belasan lagi. Jangan terlalu dikekanglah. Saya butuh dukungan bukan ingin dipenjarakan.
Sebagai anak yang bandel, selalu bikin kesal namun tetap dirindukan, iyakan?
Aku ini maunya tidak banyak, sederhana saja. Sayangi aku selalu, meski dengan kebandelan kecilku yang bisa memancing emosi dan membakar amarah. Tapi ketahuilah, aku mungkin lebih emosi dan marah lagi. Hahaha tapi kita bukan ingin beradu emosi kan?
Maka terimalah catatan kecilku ini sebagai bentuk penawar hatiku yang sedang kalut. Catatan ini tidak mengandung zat pengawet, jadi besok sudah bisa baik lagi, sudah bisa senyum lagi. 
Karna aku ingin  kekesalan ini hanya berakhir pada kata, bukan pada KITA. {}