Kamis, 03 Juli 2014

Mimpi yang hampir punah

Kadang tanpa sadar kita melukai hati seseorang. Bisa dengan cara apa saja, dari yang paling ringan hingga yang beratnya seperti beton. Padahal mungkin kita tidak ada maksud, sama sekali tidak bermaksud. Tapi ya gitu, salah paham bisa datang kapan saja seperti mantan yang selalu masuk ke hati atau pikiran kamu tanpa permisi. Oke stop, jangan galau! Lagi puasa.

Sebenarnya ini hanya tulisan basa-basi saja, soalnya sudah lama tidak menulis. Penaku mungkin sudah tumpul. Makanya diasah lagi. Semoga bisa tajam kembali. Karna apalah arti mimpi untuk melahirkan sebuah buku, jika membuahi blogku saja aku tidak mampu.  

Hm, sebenarnya (lagi) hambatan tidak menulis tidak hanya ada pada waktu dan kesibukan, tapi juga kemalasan bermain kata karna menjaga ketersinggungan orang lain atau yang membacanya. Seperti burung dalam sangkarnya, ya seperti terkurung. Terpenjara dalam kata. 

" Risiko jadi penulis adalah akan selalu ada yang nge-judge tulisanmu, menganggap segalanya sesuai perasaanmu. " -@daraprayoga_


Hooaam, saya jadi ngantuk. Sehabis sahur tadi belum pernah tidur lagi *curhat* Nah ini yang buat saya rindu dengan menulis, bisa curhat-curhat tanpa harus membebani lembaran microsoft word.

Sebenarnya inti dari tulisan saya ini adalah ingin menumbuhkan kembali benih-benih menulis yang hampir punah. Rasanya mubadzir saja bermimpi tanpa berusaha. Sama saja dikali nol, hasilnya tidak mungkin dua, apalagi delapan.

Untuk pembaca setia saya (sekarang dan semoga sampai nanti), menulis adalah sebagian dari jiwa saya yang kamu isi dengan sayang. Apapun yang terjadi, apapun yang ada dalam tulisan saya itu hanya cerita yang berusaha saya bingkai dengan bentuk yang lebih indah. Tidak semua galau berarti ingin kembali, genrenya memang seperti itu. Saya berkata seperti ini karna saya sadar sebagian besar dari tulisan saya ya begitulah. 

Kalau kamu baca tulisan ini, percayalah saya menulisnya dalam keadaan sadar belum mandi pagi ini. Hehe just kidding. Maksud saya  " I love you. "

Maaf untuk semua.

Alhamdulillah, bisa buka blog lagi. Kerinduan untuk menulis selalu ada namun pengaplikasiannya terhambat karna hal-hal yang sepertinya kurang mendukung, termasuk masalah waktu dan soal kemalasan yang datang bersamaan.

Tidak terasa, hampir seminggu kita berpuasa. Menahan lapar, haus dan menahan nafsu yang dapat membatalkan puasa kita. Sebelumnya, saya ingin menyampaikan maaf untuk ppembaca blog (kalo ada, ataupun masih ada) hehe. Semoga hati kita kembali bersih dan bisa kita perbaharui dengan melakukan amalan-amalan yang bernilai ibadah di sisi Allah SWT, aamiin.

Berbicara masalah maaf, sebenarnya ada maaf yang belum tersampaikan terhadap seseorang. Beberapa tahun lalu, kita selalu melewati ramadhan bersama, saling mengingatkan, saling berbagi antar sesama. tapi kini semua telah terbingkai menjadi kenangan yang selamanya tidak akan bisa terlupakan. 

Mungkin, bukan hanya kepada seseorang tapi masih banyak maaf yang belum tersampaikan secara lisan, Namun itu bukanlah hal yang bisa kita jadikan alasan untuk tidak bersemangat dalam menjalani ibadah di bulan yang penuh berkah ini. Kita bisa menyampaikannya lewat do'a. Semoga hati kita bersih dari sisa masa lalu, aamiin.

Dengan tulisan ini, saya ingin menyisipkan sedikit pesan bahwa selagi masih ada waktu untuk kita menjalin silaturahmi dengan sesama, manfaatkanlah itu sebelum tiba waktu saat kita rindu namun tak lagi bisa bersua.

Selamat berpuasa, semoga berkah :')